HARAPAN PENA

CATATAN TARIAN PENA

Telah banyak kata yang terimplementasi kedalam sebuah dunia tarian pena, yang telah terukir dalam masa sejarah. Dari leluhur sejarah itu, pundak para pemuda kini kembali terbebani untuk kembali mengguncangkan dunia dengan karya tarian pena, catatan Tuhan telah menjadi saksi abadi dari datang dan kembali, keegoisan dalam hati kecil tak dapat memaklumi juga tak bisa berfikir tentang sebuah idiologi pewaris itu, menekan batas ujung sebuah titik kemampuan demi kembali menampakkan sinar kehidupan sang tarian pena, Selalu mengejutkan tak hanya tekad tapi juga cinta menumbuhkan rasa yang pernah lepas dari jiwa mahasiswa.

“ Jangan remehkan satu orang, apalagi dua karena satu pribadi pun mengandung dalam dirinya kemungkinan tanpa batas ” Pramoedya Ananta Toer.

Akal dan nurani selalu beriringan untuk bekerja walau terkadang itu juga menggangu sebuah langkah kehidupan tergantung seberapa yaqin terhadap batas kemampuan dalam dirinya, setangkai keindahan yang berduri, sehelai kebahagiaan yang abadi , segala perasaan yang ada dalam nafsu, nurani juga akal dan hati hiasi proses rasa yang diisi sebuah perjuangan. Tak perlu “menghitamkan” atau terlihat “putih” tinggal kita memadukan ukhuwah dan ilmiyah menjadi sebuah keutamaan jati diri, maramu pangkal cobaan menjadi anugrah yakni mata yang melihat, rupa yang memikat, dan hasrat yang berkuasa, menjadi pemicu semangat para mahasiswa khususnya STAI ATTANWIR untuk melanjutkan sebuah perjuangan yang ditunjukkan para pahlawan sastra slah satunya Pramoedya Ananta Toer. Pohon bernyayi mengiringi daun yang menari diatas hembusan sang dewa udara, tak luput dari senyuman bulan menghiasi lukisan langit biru yang membuat keceriaan tersendiri untuk sang bintang, alam berteriak “SUMPAH MAHASISWA INDONESIA……….”.

Inilah saatnya kita menunjukkan taring sebagai seorang mahasiswa, mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dalam dunia sastra tak hanya pandai dalam toeri tapi kita juga pemegang budaya sang sejarawan, kenali diri, perbaiki diri, rubah diri hal utama untuk sebuah langkah dewasa, pemahaman dan pengalaman juga penerapan dalam segmen budaya sebagaihasil delektika antara nash, syar’I, ‘urf dan realita, luapkan segala imajinasi yang tertekan, curahkan segala inspirasi tanpa batas, iya segalanya, implementasikan catatan memori itu kedalam dunia tarian pena.


Sang Sulung Son

Komentar

Postingan Populer