NILAI DASAR PERGERAKAN PMII DITENGAH MODERNISASI
PENERAPAN
NILAI DASAR
PERGERAKAN
PMII DITENGAH MODERNISASI
Roda
kehidupan teruslah berputar dan berkembang, terjadi banyak perubahan social, baik perubahan itu terjadi secara
evolusi maupun revolusi, ada banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut, seperti jika kita tinjau dari
faktor eksternal,
ada faktor masuknya
kebudayaan dari masyarakat lain melalui kontak budaya, kemudian kondisi alam
fisik yang berubah, seperti gempa, tsunami, dan musibah banjir. Sedangkan jika
kita tinjau dari faktor
internal, ada faktor
dari bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk, munculnya penemuan-penemuan
baru (inovasi), seperti penemuan baru yang menyebar dari segala arah dengan
contoh penemuan pesawat radio yang dapat menyebabkan perubahan dibidang yang
lain,seperti pendidikan, pemerintah, pertanian, perekonomian dan jasa.kemudian
penemuan-penemuan baru dapat menimbulkan suatu jenis perubahan, dengan contoh
penemuan kapal laut, peta bumi, dan alat penentu arah (kompas) dapat
menimbulkan suatu sifat kolonialisme. Dan salah satu contoh dari dampak
terjadinya perubahan sosial
itu adalah modernisasi.
Apa itu
modernisasi ?................
Modernisasi
disini saya artikan sebagai suatu proses perubahan dari cara-cara tradisional
kecara-cara yang baru yang lebih maju, dengan maksud untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat. Di era ini masyarakat semakin menyukai hal-hal
yang sifatnya instan dan praktis, walaupun demikian modernisasi tidak selamanya
negative karena modernisasi juga bisa berdampak positif bagi kehidupan kita
seperti modernisasi menyebabkan cara berpikir ilmiah bagi masyarakat.
Lantas apa hubungannya
nilai dasar pergerakan organisasi PMII dengan modernisasi
?.........................
Ketika
zaman kian berkembang dan gaya hidup masyarakat kian beragam termasuk dengan
adanya modernisasi apakah membuat nilai dasar pergerakan organisasi PMII masih
bisa diterapkan atau tidak ? …….
jikalau masih bisa
bagaimana cara penerapannya ?....
Untuk
itu saya akan mencoba dan berusaha mencari kemudian mengungkapkan pendapat saya
untuk menjawab pertanyaan tersebut, yang semoga saja sesuai dengan apa yang
dimaksud.
Saya
akan mulai dari awal dulu dengan
mengungkapkan kembali apa itu nilai dasar pergerakan dalam PMII. Berasal dari
tiga suku kata, pertama yaitu nilai yang berarti harga diri, hasil sebuah
proses pembelajaran atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya, kedua yaitu dasar yang berarti pokok atau pangkal suatu pendapat,
dan ketiga yaitu pergerakan, berasal dari kata gerak yang berarti peralihan
tempat atau kedudukan baik hanya sekali atau berkali-kali dan dorongan (batin
atau perasaan). sumber KBBI.
Dari pengertian ketiga
kata tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa NDP dalam PMII itu
merupakan hasil dari proses pembelajaran yang menjadi landasan atau pokok dalam
melakukan suatu pergerakan
dengan ASWAJA sebagai kerangka berfikirnya. Dan dasar-dasar dalam
pergerakan PMII meliputi, tauhid, hablumminallah (hubungan manusia dengan
Allah), hablumminannas (hubungan manusia dengan manusia), dan hablumminal alam
(hubungan manusia dengan alam). Menurut saya dasar-dasar ini masih bisa
diterapkan ditengah modernisasi meskipun nanti dalam penerapan atau prakteknya
ada beberapa yang baru, karena kita juga harus menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi saat ini.Yang penting jangan
sampai melenceng dari dasar itu. Berikut penjelasannya :
1. TAUHID
Tauhid berasal dari
bahasa arab “wahid” yang berarti
satu, Allah SWT adalah satu, tauhid berarti kita mengesakan Allah SWT. Dasar
ini menjadi dasar pertama sebelum kita melakukan suatu pergerakan, karena PMII
membawa nama islam didalamnya (berbasis keislaman), sekalipun islam yang
digunakan adalah islam indonesia, karena kita tinggal di Indonesia, dimana
situasi dan kondisi yang ada jauh berbeda dengan dinegara awal munculnya agama
islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Tauhid bisa dikatakan
sebagai dasar dari segala dasar, karena setiap apapun yang kita kerjakan
didasari atas keyakinan kita atas keesaan Allah SWT, Tuhan yang berkuasa atas
segala sesuatu dan maha pencipta atas segala sesuatu dan kepada-NYA lah kita
bersandar dan bermuara.
Dalam surat Al-ikhlas
ayat 1-4
Allah SWT berfirman: “ Katakanlah, dialah
Allah yang maha esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-NYA segala
sesuatu.Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan
tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.
Surat ini turun
dengan latar belakang, ada suatu riwayat yang menyatakan kaum Ahzab (persekutuan
antara kaum Quraisy, Yahudi madinah, kaum Goththafan dari Thaif dan munafiqin
madinah dan beberapa suku sekeliling makkah) berkata: ‘’Lukislah sifat Tuhanmu kepada kami”, maka datanglah Jibril menyampaikan
surat ini yang melukiskan sifat-sifat Allah SWT.
Allah SWT telah menganugerahkan akal kepada kita semua
untuk berpikir dan merenungkan akan semua ciptaan-NYA supaya dapat mengesakan, dan
memurnikan, ALLAH SWT, sehingga menjadi orang yang bertakwa.Sedikit mengutip
keterangan tentang hal ini dari buku aqidah kaum bersarung, disitu diterangkan
fitrah ketuhanan adalah pemosisian Tuhan sebagai entitas yang tak mungkin
dijangkau nalar, sementara fitrah kemanusiaan berarti meletakkan nalar sesuai
batas–batas yang dimilikinya, hal inilah yang menjadi pondasi tauhid para sahabat
menjalankan tauhid pada area batas nalar yang fitrah dan memposisikan tirai
ketuhanan diluar jangkauannya, keterangan dari buku tersebut saya gabungkan
dengan firman Allah SWT surat Al-an’am ayat :103 ,yang artinya:
“Dia
(Allah) tidak
dapat dicapai oleh
penglihatan mata
sedang Dia
(Allah) dapat melihat segala yang kelihatan dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
Ada suatu riwayat
ketika Nabi Muhammad SAW melihat sekumpulan sahabat sedang berkumpul dan
termenung memikirkan sesuatu, beliau bertanya:
Apa yang kalian pikirkan ?, kami sedang berpikir tentang Allah , jawab mereka,
mendengar jawaban itu beliau justru bersabda: “Jangan berpikir tentang Allah
tapi berpikirlah mengenai ciptaan-NYA”.
Artinya untuk
mengetahui zat Allah SWT, tidak perlu memikirkan zat-NYA tapi pikirkanlah
bagaimana ciptaan-NYA, pikirkan bagaimana Allah menata alam semesta sedemikian
teratur dan sistematis, pikirkan bagaimana Allah menghiasi alam semesta
sedemikian indah, sedangkan manusia atau makhluk apapun selain Allah, jangankan
menciptakan dan mengatur alam semesta, membuat seekor lalatpun pasti tidak
mampu (Al-Hajj (22) 73).
Tauhid itu merupakan titik puncak
keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat lisan, dan
perwujudan lewat perbuatan. Kita meyakini akan ke-Esaan Allah SWT dan memfungsikan dasar tauhid ini sebagai
kerangka refleksi, aksi, dan motivasi dan menjadikan ASWAJA sebagai landasan
berpikir secara moderat atau tidak terlalu ekstrim dalam memikirkan zat Allah
SWT, karena sehebat apapun manusia dia tetaplah seorang hamba yang diatasnya
masih ada kekuatan besar yaitu Allah SWT, sehingga manusia dapat mempunyai
tujuan yang jelas dalam hidup dengan tidak hanya mengedepankan dalil aqli saja
namun juga mengutamakan dalil naqli dalam mengambil suatu keputusan untuk
bergerak.
2.
HABLUMMINALLAH
Hubungan manusia dengan
Allah SWT, dasar yang ke-dua ini masuk dalam kategori suluk (perbuatan),
ngambah neng dalane Allah (jw), yang tatanan hidupnya selalu dengan jalur Allah
SWT.
Allah SWT maha pencipta
segala sesuatu dan sebaik-baik pencipta, menciptakan manusia dengan sebaik-baik
bentuk dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan
ciptaan-NYA yang lain, menjadikannya sebagai seorang kholifah fil ardhi, untuk
mengatur dan memimpin dirinya sendiri, yang pada suatu saat nanti akan dimintai
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, manusia juga sebagai seorang hamba
yang diberati dengan tuntunan agama, mempunyai kewajiban untuk menyembah Allah
SWT, demikian dalil yang memperkuat : “ Dan Aku
(ALLAH) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu (ALLAH) “(Ad-dzariyat: 36). Dalam
firman-NYA yang lain
“Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-NYA dalam menjalankan agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan
sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus
(Al-Bayyinah:5)”.
Adanya hablumminallah
untuk memperkuat nilai-nilai tauhid yang sudah kita yakini sehingga seorang
manusia dapat berhubungan baik dengan Tuhannya.
Penerapan dasar ini
akan selalu sama meskipun ditengah modernisasi, melaksanakan amalan-amalan
wajib seperti sholat, zakat, puasa , haji, dll dan ditambah dengan
amalan-amalan sunnah seperti sholat tahajjud, puasa senin kamis,sholat rawatib
dll. Termasuk menuntut ilmu, baik melalui lembaga formal maupu non formal
seperti aktif berorganisasi di PMII,
yang mempunyai visi membentuk pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada
Allah SWT berbudi luhur,berilmu, cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmunya dan komitmen,memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Yang
nantinya akan diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan,baik itu formal,
non formal, maupun informal dan aksi peduli social, apapun nanti bentuknya
asalkan tidak melenceng dari aturan agama dan semua itu diniati karena Allah
akan bernilai ibadah,dan hasilnya nanti kita dapat menjalin hubungan baik
dengan Allah SWT. Amalan baik jika diniati karena Allah akan bernilai positif
dan amalan buruk jika diniati karena Allah tentunya akan tetap bernilai negatif.
3.
HABLUMMINANNAS
Hubungan manusia dengan
manusia.Manusia adalah makhluk individu dan social, sebagai makhluk social
manusia mempunyai hasrat untuk berteman atau
berinteraksi dengan manusia yang lain, juga membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya, untuk itu dalam firman-NYA Allah SWT memerintahkan
kepada hambanya untuk saling toong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan
takwa dan melarangnya untuk tolong-menolong dalam hal kejahatan.Islam bukanlah
agama yang hanya mengajarkan untuk berhubungan baik dengan Allah semata
melainkan juga mengajarkan bagaimana kita dapat berhubungan baik dengan sesame manusia. Nilai dasar ini akan bertahan
karena kita selalu berada dalam lingkup masyarakat yang saling bergantung satu
sama lain, semua bentuk pergerakan dalam organisasi PMII harus selalu
memperhatikan nilai-nilai social, yang saling menghargai antara satu sama lain,
saling tolong- menolong, membantu sesama yang mengalami penindasan dari
berbagai pihak, dengan mengeluarkan aspirasinya untuk menjadi pembela kaum yang
tertindas, baik itu melalui media cetak, elektronik ataupun secara langsung
dengan cara-cara yang baik pula
4.
HABLUMMINAL
ALAM
Hubungan manusia dengan
alam, “ Dialah Allah SWT yang mejadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit lalu di jadikaannya tujuh langit,
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Demikianlah arti dari petikan surat al baqoroh ayat 29.
Selain menciptakan manusia, Allah
juga menciptakan yang meliputi bumi beserta isinya dan langit, Allah menganugerahkan
karunia yang besar itu kepada manusia untuk di ambil manfaatnya, sehingga manusia
dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan agar manusia berbakti kepada Allah.
Adapun bentuk hubungan manusia dengan alam di tengah modernisasi ini seperti
menggunakan kekayaan alam sesuai dengan kebutuhannya atau tidak mengeksplorasi
alam secara berlebihan , menjaga dan melestarikanya. Contoh kecil saja dalam kehidupan kita
sehari-hari seperti membuang sampah pada tempatnya, melakukan reboisasi dan
sebagainya.
Oleh : Khanifah PK. PMII ATTANWIR
Komentar