Sejarah Berdirinya PK PMII ATTANWIR



SEJARAH BERDIRINYA PK. PMII ATTANWIR
            Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi ekstra kampus yang sudah berdiri pada tahun 1960. Sekalipun sudah lama berdiri, organisasi PMII baru dikenal di Attanwir pada tahun 2009, tepatnya saat ada perwakilan mahasiswa STAI Sunan Giri datang di Attanwir untuk mensosialisasikan kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) kepada mahasiswa jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) ATTANWIR cabang STAI Sunan Giri. Diantara mahasiswa tersebut adalah sahabat A’am, sahabat Munib, sahabat Muha. Setelah kegiatan sosialisasi itu diadakan di Attanwir, ternyata antusias mahasiswa Attanwir untuk mengikuti MAPABA cukup besar, diantara mahasiswa Attanwir yang mengikuti kegiatan MAPABA saat itu adalah: sahabat Roni, sahabat Ro’uf, sahabat Udin, sahabat Rokim, sahabat Suhud, sahabat Syamsul, sahabat Musri’ah, sahabat Amel, sahabat Weni, sahabat Purwanto, sahabat Muhendi, sahabat Umaroh dll. Pada waktu itu kegiatan MAPABA dilaksanakan di Gunung Anyar Tuban.
            Sebagaimana tradisi yang ada, setelah pelatihan formal MAPABA dilanjutkan dengan kegiatan RTL (Rencana Tindak Lanjut) untuk memperdalam pengetahuan anggota tentang PMII dan materi-materi yang telah disampaikan dalam kegiatan MAPABA. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa dari At-tanwir yang aktif mengikuti kegiatan RTL diantaranya: sahabat Weni, sahabat Umaroh, dan sahabat Udin. Namun seiring berjalannya waktu tepatnya pada tahun 2010, PMII sempat fakum, karena salah satu penggerak sahabat-sahabat At-tanwir untuk mengikuti kegiatan PMII  meninggal dunia, dia adalah sahabat Udin. Selain hal tersebut karena pada tahun 2010 didirikanlah kampus STAI Attanwir dengan dua prodi yaitu bimbingan dan konseling islam serta ekonomi syari’ah, dan melepaskan diri dari cabang STAI Sunan Giri.  Akhirnya pada waktu itu mahasiswa terpecah menjadi dua, ada yang memilih untuk meneruskan beberapa semester perkuliahan di STAI Sunan Giri dan ada yang memilih untuk bergabung dengan STAI Attanwir dengan syarat mengulang kembali di semester pertama dengan prodi yang baru pula.
            Ditahun yang sama tepatnya saat semester pertama sahabat Ferry, salah satu mahasiswa STAI Attanwir, mengikuti bazar buku di gedung serba guna Bojonegoro. Dalam acara tersebut sahabat Ferry bertemu dengan sahabat Tika, salah satu aktifis PMII dari STAI Sunan Giri, yang termasuk salah satu pengurus cabang bagian bendahara pada periode sahabat Imam Mukroni. Dalam kesempatan itu sahabat Tika menginformasikan adanya MAPABA di Gondang, namun saat itu sahabat Ferry dan mahasisa STAI Attanwir tidak ada yang mengikuti. Kemudian selang beberapa bulan PK. PMII STAI Sunan Giri kembali mengadakan pelatihan formal PKD (Pelatihan Kader Dasar). Dan kembali melakukan sosialisasi kegitan tersebut di STAI Attanwir, salah satu yang mensosialsasikan kegiatan tersebut adalah sahabat Naim. Akhirnya pada tahun 2011 tersebut, tepatnya di panti asuhan Mojoranu Dander, mahasiswa STAI Attanwir baru mengikuti kegiatan PMII dan diantara dari mahasiswa tersebut: sahabat Roni, sahabat Zakaria,sahabat Ghofur,sahabat Akib, sahabat Syamsul, sahabat Barok, sahabat Irawan, sahabat Bahruddin, sahabat Lutfi, sahabat Ferry, sahabat A’an, sahabat Alif, sahabat Rokim, sahabat Dewi, sahabat Iza, sahabat Lia, sahabat Ayu, sahabat Lu’am, sahabat Umami, sahabat Lingga, sahabat Ike, sahabat Nafi’, sahabat Hakim, sahabat Eni, dan sahabat Khabib.
            Setelah mengikuti PKD dan RTLnya, ghiroh sahabat-sahabat untuk mendirikan komisariat di Attanwir mulai tumbuh, namun ada beberapa perdebatan diantara sahabat-sahabat tersebut, perdebatan tersebut diawali ketika sahabat Roni, yang saat itu juga menjabat sebagai presiden mahasiswa STAI Attanwir tidak sepakat dengan didirikannya komisariat At-tanwir, dengan alasan kekhawatiran sahabat Roni akan eksistensi organisasi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang saat itu baru berdiri, dia khawatir jika akan ada banyak organisasi di STAI At-tanwir tapi no action, artinya banyak organisasi tapi tidak mempunyai aksi, kegiatan dan karya. Kemudian pandangan sahabat Roni terhadap mahasiswa STAI Attanwir saat itu suka membuat komunitas-komunitas baru, dia menginginkan mahasiswa STAI Attanwir fokus terlebih dulu dengan organisasi-organisasi yang sudah ada, seperti BEM, HMPS BKI, dan HMPS ES. Kemudian jika dirasa organisasi-organisasi tersebut sudah dapat berkembang maka barulah didirikan organisasi baru. Mengingat kampus STAI Attanwir juga baru berdiri 1 tahun yang lalu, dan jumlah mahasiswa pun belum terlalu banyak. Namun ternyata pendapat sahabat Roni ditentang oleh sahabat-sahabat yang lain yang tetap kokoh untuk mendirikan PK. PMII Attanwir.
            Ditahun 2011 PK. PMII Sunan Giri kembali mengadakan MAPABA, dan melakukan sosialisasi di kampus STAI At-tanwir, dan seperti tahun sebelumnya antusias mahasiswapun cukup besar untuk mengikuti kegitan MAPABA yang juga dilaksanakan di Gunung Anyar Tuban. Melihat antusias tersebut akhirnya pada tanggal 06 Desember 2011, sahabat-sahabat STAI Attanwir mempunyai niatan untuk mendirikan PK. PMII Attanwir, tepatnya setelah mahasiswa yang sudah ikut PKD dulu ikut berpartisipasi menjadi panitia gabungan MAPABA PK. PMII Sunan Giri.
            Akhirnya dengan didampingi oleh pengurus cabang PMII Bojonegoro, sahabat Nanang Andrian dan sahabat Ahmad Dhilli Nasrullah, diadakanlah musyawarah. Dalam musyawarah tersebut dihadiri sekitar 40 mahasiswa STAI Attanwir yang baru saja mengikuti MAPABA di Gunung Anyar. Dari hasil musyawarah tersebut dipilihlah sahabat Ahmad Ferry Muzakki sebagai ketua komisariat persiapan PMII Attanwir, setelah melalui proses pemilihan secara demokrasi, yang pada waktu itu terdapat dua calon ketua yaitu sahabat Ahmad Ferri Muzakki dan Ahmad Khusnul Mubarrok.
            Paska musyawarah tersebut, selang ± 1 tahun barulah dibentuk kepanitiaan untuk acara deklarasi PK. PMII At-tanwir. Adapun rangkaian acara yang dibuat untuk deklarasi PK. PMII Attanwir adalah sebagai berikut:
  1. Seminar religi dengan nara sumber ust.Ikhwan Na’im, dan ust. Hasan Bisri
  2. Khotmul Qur’an dimakam KH. Sholeh, pendiri pondok pesantren Attanwir
  3. Pelatihan kader putri
  4. Seminar kemahasiswan dan deklarasi PK. PMII Attanwir pada tanggal 12 Oktober 2012, dengan nara sumber sahabat Fairus (Ketua PKC Jawatimur) dan sahabat Mustakim (Ketua umumKNPI)
Setelah rangkaian acara diatas digelar tepat pada tanggal 05-08 Desember 2014 diadakanlah pelatihan formal 1 yaitu MAPABA, di desa Pejambon yang diikuti ± 60 peserta baik dari mahasiswa STAI At-tanwir sendiri maupun mahasiswa diluar kampus STAI At-tanwir.
Sejak PK. PMII Attanwir berdiri hingga sekarang telah melahirkan dua pemimpin, untuk ketua PK. PMII Attanwir yang pertama adalah sahabat Abdul Ghofur dari desa Pejambon, dan untuk ketua PK. PMII Attanwir yang kedua adalah sahabat Alifah Fauziyah dari desa Kayu lemah. Ditangan merekalah PK. PMII Attanwir terus berputar menjalankan roda organisasi dan melahirkan kader-kader ulul albab untuk menjadi pembela bangsa penegak agama.


Komentar

Postingan Populer