mahasiswa dan pentingnya organisasi
MAHASISWA
DAN PENTINGNYA ORGANISASI
Organisasi Bagi Mahasiswa
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah
jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus
menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya.
Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus
mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan
dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa
sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan
bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus.
Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain
maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan
mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat
penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran
berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang
tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan
berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai
kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen
memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi
seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas.
Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan
pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai,
dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya,
keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara
terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental.
Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi,
maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi
tersebut dengan baik.
Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk
berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang
kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal,
namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah
seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk
berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara
dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat
kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara
sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa
sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk
dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih
tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen
bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin
bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan
organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih
mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang
layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang
berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku
perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan,
karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi
hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga
mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang
mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada
di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan
mampu menjalin persahabatan antara sesama mahasiswa di kampus.
Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi,
yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan
mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan
balik dalam perkuliahan.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang
artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata.
Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan
jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita
jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi
mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan
kita dengan berorganisasi di kampus.
MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan
mahasiswa. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu
internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra
perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa
ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya
tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus
kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang
digariskan para pendahulu republik Indonesia.
Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat
berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3
pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan
terakhir sosiologis.
Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa
telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60
tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis
dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia NOMOR 155 /U/1998.
Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun,
fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang
dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara
konstitusional organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta
kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut.
Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan fakta
sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi
dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita
bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh
Paulo Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika
Latin. Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan
gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut
silakan cari tentang Paulo Freire) menuju sistem pembelajaran
pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau,
pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book
sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini
dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang
mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai.
Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta
didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran
yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal yang dibicarakan dalam kelas
haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan
melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang sesuai
menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata
kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang
kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.
Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis atau
kemanfaatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan
operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi
dalam poin tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal
inilah yang menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja
organisasi. Maka banyak kita temukan di berbagai organisasi yang
memasukan program pengabdian masyarakat bahkan membentuk divisi khusus
di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian seperti apa bentuk
pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan pemberdayaan
berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang–tinggal-kembali
tahun depan”.
Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai pentingnya
organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan
guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan,
seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus,
bahkan Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan
realitas kehidupan di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran,
teknologi pertanian, kurang gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya.
Atau mungkin kita masih berkutat pada konflik-konflik internal yang
melelahkan belum juga melakukan komunikasi, kordinasi, bahkan
konsolidasi.
Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu:
1. Memperluas pergaulan
2. Meningkatkan wawasan/pengetahuan
3. Membentuk pola pikir yang lebih baik
4. Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
6. Melatih leadership (kepemimpinan)
7. Belajar mengatur waktu
8. Memperluas jaringan (networking)
9. Mengasah kemampuan social
10. Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya
Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus
Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak sekali untuk
masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan sebagai partisipan
aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan
jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang
terdaftar, kamu akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk
mempelajari soft skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Lalu
kalau ikut, keuntungan apa yang kamu peroleh? Soft skills seperti apa
yang dapat kamu pelajari? Apa manfaatnya di dunia kerja nanti? Nah di
bawah ini dijelaskan beberapa diantaranya:
1. Melatih Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kamu
urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak
orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun
orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus
umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka
yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam
mengutarakan pendapat di hadapan orang lain ataupun menggerakkan dan
mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi sedang
mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa
rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah
berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan
terperangah bahwa sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia
kerja, keterampilan leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali
di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership sebagai salah satu
kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level
staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti
organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat
memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja.
Atasan juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kamu terus
menerus.
2. Belajar Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan untuk
belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas
tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan
teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat
berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen
waktu yang baik mutlak harus kamu lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu
akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi.
Tapi, lama-lama kamu akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini
dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kamu. Setelah bekerja di
kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas
yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang
harus lebih dulu dikerjakan.
3. Memperluas Jaringan atau Networking
Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kamu kenal.
Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain,
orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kamu
pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan)
jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi
fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka,
kamu akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan.
Entah itu dari kantor tempat mereka bekerja atau dari informasi yang
mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di berbagai perusahaan,
rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di perusahaan
tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah
memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai
calon karyawan baru.
4. Mengasah Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga
lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut
organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam
tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan
teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan
semakin memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang.
Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas
pergaulan kamu, maka pemahaman kamu akan manusia dapat semakin kaya.
Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Kamu akan
lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja,
sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu.
5. Problem Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai karakteristiknya,
merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik
dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang
mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan
rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan
konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak
akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan
untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma
kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi
mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja
yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau
perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft
skills seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat
pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang
banyak dijual di pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori
dan tips-tips praktis mengenai soft skills ini. Namun jika tidak
dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar
melakukannya, ya sama saja nihil. Karena berkaitan dengan soft skills
ini, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu
mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor.
Berdasarkan pengalaman para recruiter perusahaan, seringkali memiliki
riwayat organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai
baru. Seperti poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas,
kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki
pengalaman organisasi lebih terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki
manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas,
keterampilan interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi
dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan
konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman
organisasi.
Organisasi Bagi Mahasiswa
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah
jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus
menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya.
Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus
mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan
dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa
sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan
bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus.
Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain
maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan
mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat
penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran
berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang
tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan
berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai
kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen
memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi
seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas.
Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan
pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai,
dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya,
keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara
terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental.
Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi,
maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.
Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi
tersebut dengan baik.
Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk
berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang
kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal,
namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah
seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk
berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara
dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat
kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara
sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa
sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk
dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih
tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen
bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin
bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan
organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih
mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang
layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang
berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku
perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan,
karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi
hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga
mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang
mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada
di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan
mampu menjalin persahabatan antara sesama mahasiswa di kampus.
Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi,
yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan
mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan
balik dalam perkuliahan.
Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang
artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata.
Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan
jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita
jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi
mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan
kita dengan berorganisasi di kampus.
MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang
digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan
mahasiswa. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu
internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra
perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa
ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya
tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus
kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang
digariskan para pendahulu republik Indonesia.
Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat
berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3
pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan
terakhir sosiologis.
Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa
telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60
tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis
dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia NOMOR 155 /U/1998.
Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun,
fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang
dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan
dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara
konstitusional organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta
kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut.
Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan fakta
sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi
dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita
bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh
Paulo Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika
Latin. Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan
gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut
silakan cari tentang Paulo Freire) menuju sistem pembelajaran
pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau,
pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book
sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini
dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang
mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai.
Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta
didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran
yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal yang dibicarakan dalam kelas
haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan
melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang sesuai
menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata
kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang
kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.
Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis atau
kemanfaatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan
operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi
dalam poin tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal
inilah yang menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja
organisasi. Maka banyak kita temukan di berbagai organisasi yang
memasukan program pengabdian masyarakat bahkan membentuk divisi khusus
di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian seperti apa bentuk
pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan pemberdayaan
berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang–tinggal-kembali
tahun depan”.
Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai pentingnya
organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan
guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan,
seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus,
bahkan Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan
realitas kehidupan di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran,
teknologi pertanian, kurang gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya.
Atau mungkin kita masih berkutat pada konflik-konflik internal yang
melelahkan belum juga melakukan komunikasi, kordinasi, bahkan
konsolidasi.
Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu:
1. Memperluas pergaulan
2. Meningkatkan wawasan/pengetahuan
3. Membentuk pola pikir yang lebih baik
4. Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan
5. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
6. Melatih leadership (kepemimpinan)
7. Belajar mengatur waktu
8. Memperluas jaringan (networking)
9. Mengasah kemampuan social
10. Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya
Manfaat Ikut Organisasi Mahasiswa di Kampus
Dengan mengikuti organisasi mahasiswa, manfaatnya banyak sekali untuk
masa depan kamu. Dengan catatan, kamu berperan sebagai partisipan
aktif, bukan sebagai anggota yang sekedar terdaftar namanya saja dan
jarang mengikuti kegiatan yang diadakan. Kalau hanya namanya yang
terdaftar, kamu akan melewatkan kesempatan-kesempatan untuk
mempelajari soft skills yang nantinya berguna di dunia kerja. Lalu
kalau ikut, keuntungan apa yang kamu peroleh? Soft skills seperti apa
yang dapat kamu pelajari? Apa manfaatnya di dunia kerja nanti? Nah di
bawah ini dijelaskan beberapa diantaranya:
1. Melatih Leadership
Ketika ikut organisasi, pastinya akan ada banyak hal yang harus kamu
urus seperti acara-acara organisasi, yang tentunya melibatkan banyak
orang, baik itu sesama mahasiswa anggota organisasi ataupun
orang-orang di luar organisasi. Mahasiswa yang ikut organisasi kampus
umumnya memiliki sikap dan karakter yang lebih aktif dibanding mereka
yang tidak ikut organisasi. Mereka lebih banyak terlatih dalam
mengutarakan pendapat di hadapan orang lain ataupun menggerakkan dan
mengarahkan teman-teman sesama anggota ketika organisasi sedang
mengadakan suatu acara. Jika saat ini belum terbayang seperti apa
rasanya mengarahkan teman-teman sendiri, jika nanti sudah
berpartisipasi dalam organisasi, sadar atau tidak sadar, kamu akan
terperangah bahwa sesungguhnya kamu mampu melakukannya. Di dunia
kerja, keterampilan leadership ini pasti bermanfaat sekali. Seringkali
di lowongan-lowongan kerja memasukkan leadership sebagai salah satu
kriteria untuk calon karyawan barunya, meskipun untuk posisi level
staf yang sebenarnya tidak memiliki bawahan. Kamu yang mengikuti
organisasi mahasiswa dipandang lebih memiliki inisiatif serta dapat
memotivasi dan mengarahkan diri sendiri dan rekan dalam bekerja.
Atasan juga lebih senang karena tidak harus mengarahkan kamu terus
menerus.
2. Belajar Mengatur Waktu
Dengan ikut organisasi, memang waktu yang biasa kamu gunakan untuk
belajar dan mengerjakan tugas akan berkurang. Sementara itu, kuantitas
tugas kuliah tetap sama saja antara kamu yang ikut organisasi dan
teman-teman lain yang tidak ikut organisasi. Agar keduanya dapat
berjalan sama-sama lancar dan tidak ada yang terbengkalai, manajemen
waktu yang baik mutlak harus kamu lakukan. Mungkin pada awalnya, kamu
akan sedikit kewalahan membagi waktu untuk kuliah dan organisasi.
Tapi, lama-lama kamu akan semakin terbiasa. Selanjutnya, kebiasaan ini
dapat terus terbawa sepanjang sisa hidup kamu. Setelah bekerja di
kantor nanti, kamu akan lebih terlatih dalam mengelola tugas-tugas
yang jumlahnya tidak sedikit dan menetapkan prioritas tugas mana yang
harus lebih dulu dikerjakan.
3. Memperluas Jaringan atau Networking
Di dalam organisasi akan banyak orang baru yang kamu kenal.
Teman-teman mahasiswa seangkatan, senior, mahasiswa dari jurusan lain,
orang lain atau praktisi di bidang organisasi atau jurusan yang kamu
pilih, dan sebagainya. Mereka ini (bisa juga disebut sebagai jaringan)
jangan diremehkan, karena merupakan aspek yang penting, terutama bagi
fresh graduate dan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Dari mereka,
kamu akan dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan.
Entah itu dari kantor tempat mereka bekerja atau dari informasi yang
mereka miliki. Dan menurut kebiasaan di berbagai perusahaan,
rekomendasi kandidat dari karyawan yang sudah bekerja di perusahaan
tersebut biasanya prosesnya bisa lebih cepat, karena mereka telah
memiliki gambaran dari karyawan dalam tersebut mengenai kamu sebagai
calon karyawan baru.
4. Mengasah Kemampuan Sosial
Mereka yang tergabung dalam organisasi, umumnya secara sosial juga
lebih aktif dibanding mereka yang tidak ikut organisasi. Jika ikut
organisasi, kamu juga akan terlatih berinteraksi dengan berbagai macam
tipe orang. Tidak hanya teman-teman satu jurusan, tapi juga dengan
teman-teman dari program studi yang lain. Dengan ini, tentu akan
semakin memperluas pemahaman kamu akan berbagai karakteristik orang.
Sesuai pengetahuan umum, manusia adalah individu unik. Semakin luas
pergaulan kamu, maka pemahaman kamu akan manusia dapat semakin kaya.
Saat bekerja nanti, keterampilan ini akan sangat membantu. Kamu akan
lebih berpengalaman berinteraksi dengan berbagai karakter rekan kerja,
sehingga nantinya akan memudahkan kinerjanya kamu.
5. Problem Solving dan Manajemen Konflik
Banyak berinteraksi dengan orang dengan berbagai karakteristiknya,
merupakan hal yang lumrah jika satu atau dua kali terlibat konflik
dengan mereka. Demikian juga di dunia kerja, di mana deadline yang
mendesak, rekan kerja yang kurang kooperatif atau sukanya menjatuhkan
rekan kerja di depan atasan, dan lainnya yang rentan menimbulkan
konflik. Jika sudah terbiasa mengatasi masalah dan konflik, kamu tidak
akan kaget lagi dan sudah terbayang hal-hal yang sebaiknya dilakukan
untuk menyelesaikan masalah agar tidak sampai menurunkan perfoma
kerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi
mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja
yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau
perkuliahan tidak mengajari kemampuan-kemampuan yang tergolong soft
skills seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat
pengetahuan teknis akan suatu disiplin ilmu. Di buku-buku teks yang
banyak dijual di pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori
dan tips-tips praktis mengenai soft skills ini. Namun jika tidak
dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar
melakukannya, ya sama saja nihil. Karena berkaitan dengan soft skills
ini, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu
mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor.
Berdasarkan pengalaman para recruiter perusahaan, seringkali memiliki
riwayat organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai
baru. Seperti poin-poin mengenai manfaat organisasi di atas,
kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki
pengalaman organisasi lebih terlatih jiwa kepemimpinannya, memiliki
manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas,
keterampilan interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi
dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan
konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman
organisasi.
Komentar